Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan mengingatkan kita bahwa kesiapan sekolah seorang anak harus memenuhi hak anak mendapat layanan pendidikan secara tepat. Kesiapan sekolah anak usia dini dapat dibangun hingga SD kelas awal pada periode usia dini yakni 0-8 tahun, harus disadari tumbuh kembang anak beragam, serta kesempatan belajar anak pun beragam.
“Siap sekolah tidak hanya calistung, namun juga kemampuan mengelola emosi, kemandirian, kemampuan membedakan baik dan benar, dan lainnya. Seperti visi Bapak Pendidikan Nasional, sekolah hendaknya menjadi taman yang indah serta menyenangkan bagi anak untuk bermain, belajar dan berinteraksi dengan seluruh ekosistem pendidikan. Hal inil yang kemudian Ki Hadjar Dewantara membuat Taman Siswa,” ujar Kepala Balai Besar Guru Penggerak Sulawesi Selatan, Dr. Arman Agung ketika membuka Bimbingan Teknis Transisi PAUD-SD untuk Penguatan Perubahan Pembelajaran di Makassar, Kamis (16/5).
Karena itulah, lanjut Arman, bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara mendirikan Taman Siswa agar menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak. “Semangat menghadirkan layanan pendidikan di sekolah menjadi menyenangkan ini yang mendasari Kemendikbudristek melakukan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan,” ujarnya.
Dikatakan, Gerakan Transisi PAUD-SD merupakan suatu gerakan bersama agar semua anak mendapatkan kemampuan fondasi, terlepas darimanapun titik awalnya. Gerakan Transisi PAUD-SD diharapkan dapat menjembatani peralihan antara jenjang PAUD ke jenjang SD secara menyenangkan. Kemampuan fondasi yang dimaksud adalah pengembangan potensi anak dalam berbagai aspek.
Transisi PAUD – SD merupakan proses krusial yang memiliki dampak berkelanjutan. Peralihan PAUD ke SD yang terjadi secara drastis dapat berdampak terhadap keinginan belajar anak. Oleh karena itu, salah satu wacana yanng digaungkan adalah penerapan pembelajaran yang menyenangkan di SD kelas awal agar transisi berjalan secara optimal.
“Jenjang PAUD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan tingkatan usianya. Keberhasilan gerakan transisi turut ditentukan oleh peran pendidik, baik di jenjang PAUD maupun jenjang SD kelas awal,” ujarnya.
Transisi PAUD-SD merupakan proses di mana anak berpindah dari perannya sebagai peserta didik PAUD, menjadi peserta didik SD/MI. Artinya, transisi yang dialami oleh anak dari PAUD ke SD haruslah mulus, atau anak tidak perlu melakukan terlalu banyak penyesuaian sebagai akibat dari perpindahannya.
Transisi PAUD ke SD merupakan sebuah “Gerakan”, dan bukan “Program” karena gerakan ini dimiliki oleh seluruh pihak (masyarakat, mitra, orang tua, dan lainnya), bukan hanya Kemendikbudristek. Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan memastikan bahwa dimanapun titik berangkat anak, mereka berhak mendapatkan hak yang sama, yaitu memiliki kemampuan fondasi agar dapat siap bersekolah dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Inovasi dan Transformasi RR. Lestari Koesoemawardhani dalam laporannya menjelaskan Kegiatan Bimbingan Teknis Transisi PAUD – SD Batch 9 dilaksanakan selama tiga hari, Kamis sampai Sabtu, 16 – 18 Mei 2024 di Makassar.
Dikatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta terhadap perubahan pembelajaran transisi PAUD-SD untuk penguatan pembinaan kemampuan fondasi. Peserta kegiatan ini terdiri dari kepala sekolah dan guru kelasawal pada jenjang SD dari 55 kabupaten/kota di 7 provinsi.